Elvyn G Masassya Praktisi Keuangan
Bagi Anda yang sudah terbiasa memainkan uang di pasar modal, tentu tidak asing dengan istilah indeks harga saham gabungan (IHSG).
IHSG mencerminkan pergerakan harga saham yang tercatat di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Jika IHSG meningkat, harga saham secara umum juga naik kendati kenaikan bisa saja dipicu saham berkapitalisasi besar. Pendeknya, jika IHSG melejit, itu mencerminkan pertanda positif. Sementara jika IHSG merosot ditafsirkan sebagai hal negatif, apa pun penyebabnya.
Apakah benar, kalau indeks menurun otomatis investor juga akan merugi? Bagi pemain pasar modal, jawaban ya dan tidak. Artinya, kendati IHSG merosot, bukannya tidak ada saham yang harganya meningkat. Begitu pula sebaliknya.
Penjelasannya, emiten di pasar modal terdiri atas bermacam perusahaan yang bergerak di berbagai bidang dan memproduksi produk yang bisa saja merupakan substitusi dan atau bersaing. Saham perusahaan di perbankan, misalnya, pada hari yang sama ada yang meningkat, tetapi ada juga yang menurun. Ini mudah saja menganalisisnya. Saham perbankan itu dimiliki emiten yang saling bersaing. Jadi, investor memiliki banyak pilihan.
Contoh lain, ketika belakangan harga minyak melonjak, saham di bidang pertambangan umumnya naik. Ringkasnya, naik- turunnya IHSG sebenarnya tidak selalu berbanding lurus dengan naik-turunnya saham emiten.
Bursa berjangka
Lantas, bagaimana agar investasi Anda bisa mendapat imbalan menjanjikan dengan kondisi indeks naik-turun tidak menentu?
Anda tetap bisa menanamkan dana pada berbagai saham. Sepanjang Anda mampu menganalisis saham-saham yang baik, tidak peduli IHSG meroket atau menurun Anda berkemungkinan menangguk untung. Yang lebih penting lagi, naik-turunnya indeks bisa menjadi lahan investasi tersendiri. Apa maksudnya?
Saat ini, selain pasar modal atau bursa efek, ada juga bursa berjangka. Di Jakarta disebut Bursa Berjangka Jakarta (BBJ). Naik-turunnya indeks menjadi salah satu produk yang diperdagangkan di BBJ dan disebut transaksi kontrak indeks.
Ada beberapa indeks yang diperdagangkan, seperti Nikkei Jepang, Hang Seng Hongkong, dan juga Kospi Korea Selatan. Jadi, kalau ada tawaran untuk menempatkan dana dalam permainan indeks, sebenarnya itu adalah investasi di bursa berjangka.
Cara bermainnya sederhana. Anda mesti menebak kapan indeks tersebut meroket dan kapan menukik. Konkretnya, Anda mengambil posisi buy atau long pada saat indeks berada di angka rendah dan kemudian sell atau short saat angka tinggi. Atau bisa juga sell atau short dulu baru kemudian buy atau long. Pola ini bisa diterapkan jika indeks berada di angka tinggi dan diperkirakan indeks akan menurun. Gunakan analisa pergerakan teknikal secara matang melalui pembacaan pola berulang dari pergerakan candlestick.
Apakah ini sama dengan berjudi? Sama sekali tidak. Butuh kemampuan membaca faktor yang memengaruhi naik-turunnya indeks.
Hanya, memprediksi hal itu jauh lebih rumit ketimbang memperkirakan naik-turunnya harga saham perusahaan. Yang mesti dipahami bukan saja kondisi seluruh emiten terdaftar di pasar modal, tetapi juga faktor makroekonomi negara bersangkutan dikaitkan dengan ekonomi internasional, dan perilaku investor di pasar modal.
Indeks Nikkei, Jepang, misalnya. Akhir-akhir ini nilai tukar yen terhadap dollar AS terus meningkat dan dampaknya tidak positif terhadap perekonomian Jepang. Kenaikan yen mengakibatkan nilai jual produk ekspor Jepang jadi mahal dan berdampak pada penurunan omzet. Giliran berikutnya, kinerja perusahaan akan menurun. Karena sebagian besar emiten di pasar modal Jepang adalah perusahaan berorientasi ekspor, maka harga sahamnya juga akan menurun. Selanjutnya, investor akan menjual saham dimaksud. Ujungnya, indeks Nikkei juga tergerus.
Jika ditelaah lebih dalam, penguatan nilai tukar yen terhadap dollar AS tidak didiamkan otoritas moneter Jepang, Bank of Japan (BOJ). Bank Sentral Jepang akan bertindak, menaikkan bunga atau sebaliknya.
Dengan kata lain, kita juga mesti mencermati langkah para pihak yang berkepentingan terhadap kenaikan kurs. Belum lagi perilaku investor di sana. Apakah mereka tergolong pembeli saham long term atau lebih sekadar transaksi jangka pendek.
Intinya, memainkan dana dalam indeks berpeluang memberi imbalan lebih besar, tetapi juga membutuhkan analisis dan keahlian lebih luas.
Indeks Hang Seng yang cukup populer belakangan, setahun terakhir terus merangkak ke atas. Rupanya cukup banyak investor China Daratan menanamkan dananya di bursa Hongkong seiring kebijakan Pemerintah China yang membolehkan hal tersebut. Namun, belakangan tingkat bunga di Hongkong malah lebih rendah ketimbang suku bunga di China Daratan. Akibatnya, pemilik uang dari Hongkong menempatkan dananya di China Daratan. Harga saham Hang Seng pun menurun dan indeks Hang Seng juga ikut merosot.
http://www.kompas.com/kompas-cetak/0712/09/konsultasi/4042020.htm
Catatan : pergerakan candlestick sangat membantu dalam menentukan kemana arah pergerakan indeks secara jangka pendek untuk meraup profit.
contoh bisa dilihat di : http://finance.groups.yahoo.com/group/NikkeiHangseng/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar